
Cuplikan ceramah Habib Al Wais yang viral di TikTok, jadi inspirasi para guru ngaji PGN-KB
PGN-KB News | Kabupaten Bandung — Di tengah maraknya konten digital yang cenderung sensasional, muncul satu nama yang menghadirkan ketenangan dan kedalaman makna melalui pendekatan dakwah yang penuh kasih: Habib Al Wais Segaf. Untaian kalimat lembut, ekspresi cinta kepada umat, serta narasi keislaman yang sejuk menjadikannya viral di TikTok dan platform sosial lainnya.
Salah satu cuplikan ceramah Habib Al Wais yang banyak dibagikan pengguna TikTok adalah ketika beliau menekankan pentingnya “merangkul, bukan menghakimi”, sebagai dasar dakwah. Pesan ini menjadi sangat relevan, khususnya bagi para guru ngaji di Kabupaten Bandung yang tergabung dalam PGN-KB (Persatuan Guru Ngaji Kabupaten Bandung). Guru ngaji bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga pembimbing hati umat—peran yang membutuhkan pendekatan penuh empati seperti dicontohkan Habib Al Wais.
“Dakwah itu bukan hanya menyampaikan, tapi menyentuh hati. Seperti halnya guru ngaji di kampung-kampung, mereka mengabdi bukan karena upah, tetapi karena cinta kepada ilmu dan umat,” ungkap Hj. Lilis Hanifa Sya’diyyah, salah satu tokoh penggerak PGN-KB.
Menjadi Inspirasi untuk Dakwah Keumatan
PGN-KB melihat bahwa gaya dakwah Habib Al Wais bisa menjadi acuan bagi para guru ngaji dalam membangun komunikasi yang positif dan menyentuh. Dakwah yang lembut, tidak menggurui, dan sarat dengan hikmah akan jauh lebih mudah diterima oleh masyarakat, khususnya di era digital saat ini.
Melalui berbagai program seperti pendampingan masyarakat, pendidikan keagamaan, dan pelatihan digital dakwah, PGN-KB terus mendorong para guru ngaji untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga menyebarkan nilai-nilai Islam yang penuh rahmat di berbagai lini, termasuk media sosial.
Kolaborasi dan Dakwah Humanis
PGN-KB yang diresmikan langsung oleh Bupati Bandung H. Dadang Supriatna (Kang DS) selalu mendorong pendekatan dakwah yang tidak kaku dan menjauh dari pola verbal agresif. Prinsip dakwah humanis seperti yang digagas Habib Al Wais justru memperkuat posisi guru ngaji sebagai agen perubahan moral masyarakat.
Dengan tagline “Kabupaten Bandung Menjadi Lebih Bedas”, PGN-KB menjadikan dakwah dan penguatan karakter keumatan sebagai pilar utama. Tak heran, konten inspiratif dari tokoh seperti Habib Al Wais mendapat perhatian besar dari komunitas guru ngaji karena menguatkan nilai yang selama ini mereka emban.